Kepengen nulis yg rada berat dikit nih..
Kebetulan kemaren pas buka twitter, lumayan ada beberapa yg berkicau tentang seseorang. Lalu malamnya barulah sempat meluncur ke blog seseorang yg dibicarakan..
Cukup terheran2 dengan tulisan beliau..
Tapi ya sudah lah, tiap manusia tidak ada yg sama. Masing-masing pasti punya pemikiran sendiri..
Yang aku pikirkan hanya bagaimana menjauhkan penyakit hati dari diri kita.
Tidak bisa dipungkiri, kehidupan sosial kita terkadang bisa menimbulkan banyak alasan untuk tumbuhnya penyakit hati pada diri kita.
Melihat seseorang yg begitu berhasil dan sukses.
Melihat orang lain yg bisa begitu kaya..
Kadang terselip saja rasa iri dihati.
Hanya kelanjutannya menurutku, hanya kita yg bisa mengontrol.
Ketika kita iri pada kesuksesan seseorang, maka ada 3 kemungkinan yg bisa terjadi pada diri kita.
Pertama : kok dia bisa yaa..
Berarti kita juga bisa!
Lalu berusaha keras untuk jadi orang lebih baik.
Kedua : kok dia bisa yaa..
Ahh berarti itu rejekinya dia.
Lalu kita diam saja dan terus di zona nyaman.
Ketiga : kok dia bisa yaa..
Ahh pasti dia pake koneksi bapaknya..
...
Begitu mudahnya penyakit hati menyerang kita.
Jika kanker atau penyakit lain, ada parameter ukurannya. Sudah stadium berapa dan seberapa parah.
Maka penyakit hati ini sangat susah diprediksi. Tak diketahui parameternya. Tau2 sudah menggerogoti hati kita. Membuat hati kita menjadi hitam, lebih hitam ketimbang penderita sirosis.
Astagfirullah..
Lalu aku teringat cerita ibu mertua, saat beliau bekam, sang pembekam bercerita. Ada salah satu pasiennya, menderita kolesterol tinggi. Saat titik2 bekam sudah memenuhi tubuhnya, dia tak juga merasa enak.
sang pembekam-pun kebingungan.
Lalu tiba2 teringat, dan kemudian mengajak sang pasien untuk istighfar, melepaskan segala pikiran lalu beristighfar dengan ikhlas.
Lalu sang pasien pun beristighfar dengan dalam. Subhanallah tak lama sang pasien merasa tubuhnya enteng..
Lalu disaat yg sama, sang pembekam, yang setahu aku adalah seseorang yang begitu santun, begitu islami, begitu ikhlas, bercerita pada ibuku.
Suatu hari ada seseorang datang untuk dibekam. Lalu seseorang itu cukup rutin datang. Dari cerita2nya, sang pembekam menyimpulkan bahwa sang pasien adalah orang yg berada. Namun ketika akhirnya sang pasien hanya memberi uang jasa sebesar 5ribu rupiah, seketika itu sang pembekam merasakan sesuatu.
Padahal tak jarang ia menyuruh2 seseorang untuk dibekam olehnya, karna mempunyai penyakit namun tak punya dana untuk berobat.
Tapi kenapa begitu dia hanya diberi uang 5ribu saja, dia merasakan sebuah ketidak ikhlasan..
Dan dari cerita ibuku, sang pembekam lalu beristighfar sedalam2nya. Mencoba mengenyahkan segala pikiran buruk itu..
Subhanallah..
Betapa penyakit hati itu begitu mudahnya menyerang kita..
Dan hanya dengan berserah padaNya lah kita berharap semoga penyakit hati itu tak lantas terus menggerogoti kita..
Maha besar Allah..
Semoga kita selalu terhindar dari hal-hal seperti itu..
Sent from Rhie's World
3 komentar:
insya allah..semoga selalu beristighfar dan berlindung dari segala godaan syaitan yang terkutuk..amin
Asstagfirullah, semoga kita jauhkan dari rasa iri ya
itulah..iri hati bisa menimbulkan berbagai penyakit. padahal kita tidak boleh lihat orang pada wkt dia sukses. lihat wkt dia jungkir balik mencapai semua keberhasilan itu. jadi, seharusnya ya tidak usah iri hati ya.
Posting Komentar