Our Journey to The Future

Our Journey to The Future

Senin, 17 Oktober 2011

akhirnya menulis lagi

bismillah...

benar-benar lamaaa banget nggak nulis-nulis. selalu ada ajah alasan yang bikin susah duduk diam, berpikir dan mengetik.

padahal sudah ada beberapa draft yang sempat diketik. tapi selalu nggak selesai, dan akhirnya keburu di shut down.

sedang sibuk sama mbak kecil. main ini itu, yang tiap hari makin adaaaaa aja mainan barunya. sampe kadang kalo emosi sudah tinggi, suara pun ikut meninggi. aahhhh maafkan ummimu ya nduk ;(

cerita soal terapi wicara yang kedua, kamis lalu. masih berkutat di area konsentrasi mbak kecil. jadi kemaren kamis, murni 'memaksa' dina untuk bisa duduk dan bermain. alhamdulillah hampir satu jam dia bisa duduk dan serius bermain. meski kadang sudah kepengen kabur ajah, dan pengen ganti permainan lain.

kalo aku perhatikan sih pak Ian (terapis) dalam menangani Dina cukup tegas. ketika harus duduk, ya harus duduk. dan akhirnya bisa juga Dina duduk manis sambil bermain.

dan ketika main pun, bisa memainkan satu mainan yang sama sampai selesai, baru ganti permainan baru.

meski ketika dicoba dirumah, masih suka semaunya meski aku berusaha tegas. namun sudah sedikit terasa bedanya sih. sudah agak lumayan kalo konsentrasi. Alhamdulillah

kemaren pun saat sekolah, meski awalnya rada susah disuruh duduk dan menggambar, akhirnya bisa juga dia duduk beberapa menit sambil mewarnai, meski semaunya :P

namun, ada satu sentilan yang cukup mengena didiri. kira-kira beberapa hari lalu, salah seorang sahabat menelponku dan berbincang. awalnya sih soal menyapih. lalu berkembang soal terapi wicaranya Dina.

dia banyak menasehatiku soal kenyataan dina masih dua tahun lebih, bahwa kita tak pernah tau untuk saat ini otak mana dari si kecil yang sedang berkembang pesat. jadi alangkah baiknya kita membebaskan apa saja yang ingin dia lakukan.

jujur saja, pembicaraanku dengan sahabatku ini, meski singkat, tapi bisa memompa sedikit semangatku, menghilangkan sejenak perasaan bersalah atas perkembangan dina.

sahabat ini berulang kali mengingatkan bahwa perkembangan tiap anak adalah berbeda. dia tidak mengomentari soal keputusanku mengikutkan dina terapi, dia tidak mengomentari keputusanku mengikutkan dina PAUD. dia hanya berbicara tentang kenyataan bahwa bayi kecilku berkembang dengan caranya sendiri, sementara aku ketakutan atas ketakutanku sendiri.

sahabat ini lalu bercerita bahwa anaknya juga masih belum bisa berkonsentrasi dengan baik. masih suka kesana kesini. masih belom terlalu lancar berbicara, malah belom bisa menyanyikan satu lagupun.

subhanallah..

entahlah, pembicaraan singkat ini benar-benar terasa memberikan suntikan besar padaku. aku yang sempat meragukan kemampuan anakku, aku yang ketakutan dengan 'kelambatan' perkembangannya. dan karna perbincangan singkat itu, aku merasa tersadarkan, bahwa bayi kecilku berkembang sesuai dengan kemampuannya, dan aku ibunya yang kurang mempercayainya...

insya Allah hati ini sudah sedikit lebih tenang. terapi wicara rencananya masih jalan terus, sekalian bahan pelajaran untuk umminya, karna insya Allah lumayan sreg juga dengan terapisnya. mudah-mudahan kedepan bisa lebih baik lagi..

sedikit yang sempat tercatat soal mbak kecil

tiba-tiba menyanyi twingkle-twingkle little star, meski dengan bahasa nggak jelas:P

cicak-cicak didinding, balonku ada lima sama satu-satu aku sayang ibu sudah lumayan ada beberapa kata yang jelas :)

sebelumnya mohon maaf banget kalo belum bisa sering-sering mampir ke rumah teman-teman. selain karna masih konsen sama mbak kecil, hp yang jadi andalan buat browsing sambil main dengan mbak kecil juga sudah tewas akibat dimandikan sama mbak kecil. so kembali pake hp jadul yang suka ngadat kalo dipake ngenet :D

padahal kalo sekilas-sekilas bw, ada banyak giveaway yang sedang digelar;(

akhirnya kudu ikhlas untuk nggak ikutan meramaikan.

yasuds, segini dulu ceritanya. ini berhasil ketak ketik karna mbak kecil sedang tidur. inipun disambi dengan para tetangga yang sowan liat dagangan :P

have a great tuesday all ^^

7 komentar:

Lidya Fitrian mengatakan...

Allhamdulillah Dina sudah bisa bernyanyi ya. Aku dukung penuh keputusanmu mbak :)

Tarry Kitty mengatakan...

Saya suka debat kalau ngomongin masalah perkembangan anak. Pdhl saya belum punya anak tp ikut2 ngotot mslh mendidik anak. hikz. Maklum dia khan ibu jaman dulu, sedangkan saya lbh banyak dicekoki pengetahuan2 melalui internet. hikz.

Jadi begaimana ini mbak Ita??? Kok commentnya keluar dari topik kayaknya hihihi

Ummi Ita mengatakan...

@mbak lid : alhamdulillah mbak.sudah sedikit2 lancar :)
makasih buat dukungannya. emak2 suka menciut semangatnya nih;(

@mbak tarry : hihih gpp kok. aku sebenernya juga lagi beda pendapat sama mamakkku nih. dan kayanya ibu mertua pun berpendapat sama. sama2 keberatan dina ikut terapi. cuma aku ajah yang masih nekad.
dulu awal2 ada dina, juga seringnya beda pendapat sama ortu dan mertua :P
yang penting kitanya punya alasan kuat. hehehe

Orin mengatakan...

Mba Itaaa...aku jd banyak belajar jg nih, buat besok2 kalo punya baby, makasih ya mba...

dan pgn ngedengerin mba kecil nyanyi, kapan2 divideoin dunk mba he he

ketty husnia mengatakan...

tenang mbak Ita,..ga sendirian koq menghadapi hal ini
si no 2-ku, 2 th belum bisa bicara. gesturenya bisa kami terjemahkan dgn baik tapi kalo lg emosi, kami suka ga mudengan heheh
dia juga hanya bisa bersenandung blm bisa menyanyi spt Dina..
dan bentar lagi, dia terpaksa disapih karena akan ada adik utknya hiks..sempet bingung tp bismillah aja :)

dey mengatakan...

ayo mbak, semangat ... setiap ibu pasti ingin yang terbaik buat anaknya.

Nia mengatakan...

baca postingan ini aku agak lega....anakku yg kedua juga agak telat bicaranya...tadinya mau diikutin terapi tp msh belum tau tempatnya yg deket rumah...sementara ini sering2 diajak bicara aja....mudah2an dalam waktu dekat dah mulai bisa bicara dgn jelas....