Our Journey to The Future

Our Journey to The Future

Kamis, 06 Oktober 2011

terapi wicara hari pertama

bismillah..


Alhamdulillah semalam jadi juga anter mbak kecil ke terapis. padahal sempat agak ketar-ketir juga, karna sejak semalam sebelumnya dina rada rewel karna kayanya mau pilek (efek sekolah nih, sekali teman-temannya sakit, jadi gampang ketularan :P)

Diperjalanan Dina minta nen dan eh kok bablas tidur. pas nyampe, untungnya dia bangun. karna kami takutnya kalo dia bangunnya nggak enak trus badmood, bisa nggak konsen di terapinya. tapi alhamdulillah dina bangun dengan kondisi lumayan good mood :)

pas masuk ke tempat fisioterapi, aku merhatikan klinik ini lumayan juga. dari luar keliatan kecil, tapi ternyata memanjang kebelakang. bagian depan tempat kontrol dokter, lalu bagian belakang ada selasar lalu ada kamar-kamar. kemaren merhatikan kamar pertama yaitu kamar buat terapi wicara. ukurannya sekitar 3 x 4 meter. ada meja dan kursi besar, trus ada meja dan kursi kecil plus mainan-mainan.

kalo kamar sebelah sedikit lebih besar, untuk fisioterapi dan pijat bayi.

terapisnya laki-laki namanya pak Ian. awalnya dia banyak nanya tentang kondisi dina. mulai dari kemampuan mengunyah, meniup. sampai riwayat kesehatan Dina dan semasa kehamilan Dina.

setelah itu pak Ian mulai kenalan sama Dina. ngajak salim, trus ngajak main.

Awalnya dina masih malu-malu gitu. bolak balik berdiri dekatku, atau kalo udah mau duduk, pasti minta aku temani.

Alhamdulillah setelah itu lumayan lah, udah mulai nyaman. hari pertama kami masih menemani. karna kalo keburu ditinggal, takutnya Dina jadi trauma kalo mau balik kesitu lagi.

Sambil mulai perkenalan dengan Dina, pak Ian juga menjelaskan beberapa hal dan informasi-informasi tentang kenapa si anak sampai begini begitu.

beberapa menit setelah main, pak Ian sempat komentar bahwa dina cukup susah diajak konsentrasi. dia memberikan saran untuk melatih konsentrasi. misalnya menyuruh dina duduk. harus sampai benar-benar duduk. meski kadang sedikit harus memaksa.

lalu misal Dina ingin sesuatu, misalnya minum, kami harus bolak balik menanyakan dina mau apa. kalau bisa sampai dia bilang mik. jangan buru-buru diambilkan kalo dia belum bilang mik. karna kalo sebelum dia bilang mik trus udah diambilin minum, dina akan menyimpulkan bahwa tanpa dia bilang mik, kami sudah ngerti apa yang dia mau.

kalo misal sudah sampai mau nangis, harus diberi penjelasan, kalo nangis nggak jadi diambilkan minum. supaya dia nggak berpikir harus nangis dulu supaya diambilkan apa yang dia mau.

masalah konsentrasi ini, kami bener-bener harus melatih. karna kalo nggak ada perkembangan harus ikutan terapi okulasi (semoga bener namanya). aku sempat mikir terapi apa lagi itu ;(

hasil nanya dengan mbah google terapi okulasi adalah terapi yang dilakukan untuk meningkatkan kemandirian anak dan kemampuan melakukan tugas sehari-hari terutama yang berhubungan dengan dirinya sendiri.

dan memang aku akui, dina ini paling parah dimasalah konsentrasi. karna dia susah konsentrasi itu, makanya aku selalu kesulitan mengajarkan sesuatu ke dia. misal dia lagi asyik baca buku, trus aku datang dan ikutan membaca buku, sambil menjelaskan ini itu, dia langsung merasa terganggu dan pergi. hiks ;(

kalo kata pak Ian, memang untuk bisa menumbuhkan konsentrasi anak, perlu agak sedikit dipaksa. seperti misalnya merapikan mainan. dina nih sering banget nggak mau ngerapikan mainannya. kalopun mau, mesti separuh jalan, karna pas ngerapikan dia pasti tertarik dengan salah satu mainannya. jadinya buyar deh konsentrasi merapikan.

nah yang kaya gini, kudu dipaksa untuk kembali melanjutkan kegiatan merapikan. ketika sudah selesai baru boleh main mainan yang dimau.

lanjut lagi ya..

setelah dina agak bosan menyusun potongan-potongan bentuk, kami beralih ke duduk dilantai. pak Ian mencabik-cabik tissue lalu mengajak dina meniup tissue-tissue itu. niupnya pake suara BA!

awalnya cukup susah, karna dina malah asyik ketawa :P

setelah ayahnya dan aku ikutan, dia pun akhirnya mulai keasyikan. pertama ngomong BA nya pelan banget, lama-lama lumayan :P

kalo menurut pak Ian, huruf-huruf awal yang penting adalah P,B,M

alhamdulillah dina bisa, P untuk Pis, Pup. B untuk Bebek, Bapak, M untuk Mam, Mik, Ma

dina juga diajari kalo minta sesuatu harus tenang dulu. karna biasanya memang dia cenderung pengen merebut sesuatu yang dia mau.

jadi dia bisa duduk tenang, trus tangan di depan kaya mau berdoa gitu :)

oia, setelah aku bilang kalau dina suka banget liat film-film berbahasa inggris, pak Ian langsung berasa menemukan jawaban. dia langsung spontan bilang, La itu diaaa :D

langsung diminta untuk mengurangi atau bahkan menyetop kebiasaan itu. karna ada kemungkinan dina bingung bahasa. apalagi kok ya pas setelah aku ngomong gitu, dina asyik berhitung one sampe ten :D

saran pak Ian, kalo mau liat film-film anak, lebih baik yang bahasa Indonesia, bahkan kalau bisa sekalian yang ada teksnya. jadi biar dia mulai terbiasa untuk melihat teks sehingga pas waktunya dia mulai bisa membaca, jadi terbiasa dan cepat menyerap.

terapi kali ini, kira-kira selama sejam. masih belum maksimal karna masih pengenalan. rencananya kamis minggu depan kami balik lagi. seharusnya sih kudu intensif juga, tapi karna kalo senin bentrok dengan jadwal kuliah ayah, so hanya bisa seminggu sekali.

akhirnya aku yang dapet PR untuk bisa membuat dina lebih konsentrasi. plus mencatat semua perkembangan Dina.

ohya untuk terapi ini, satu jam biayanya 70ribu.

mudah-mudahan barokah buat Dina. amien...

---------------------------------------------------------------------------------------------

Dan pagi ini ketika mulai latihan konsentrasi, beeuuhhhhh susahnyaaa ;(

bikin dina duduk tenang sambil main tuh susah banget. belum sampe semenit udah pergi, udah ambil mainan lain.

diajak balik main mainan yang pertama, langsung bilang moh;(

mana dia lagi pilek berat, jadi tambah rewel. pas mau minta nen, aku tanya dia mau apa, langsung ajah tarik-tarik baju. padahal biasanya dia bilang mik. aku tanya terus dia mau apa, jadinya malah nangis nggak karuan ;(

sabar...sabar... ;(

pas cerita sama ayah, dikasih saran supaya latihannya pelan-pelan dulu ajah. minimal 10menit.

Insya Allah, mudah-mudahan ini yang terbaik. dan semoga aku bisa semangat terus ngajarin dina. salahku juga keseringan memperbolehkan dina liat film-film bahasa inggris, jadinya sekarang PR ku jadi numpuk ;(

Insya Allah kedepan bisa lebih baik dan banyak perkembangannya. amieennn...

2 makhluk berkepala ember :D


ketawa terkekeh-kekeh gara-gara nyiram air ke ummi :P



hihihi :P



serius nyusun batu

ps. yang nanya tentang resep onde-onde ketawa, sudah diedit yaa :P

have a great wiken all ^^



17 komentar:

Elsa mengatakan...

Hihihi Mbak Dina yang pake tutup kepala itu lucu Mbak.. jadi kayak anggota girlband qasidah, hahahahahahahaaa.......

aku suka foto bugilnya itu lhooo, senyumnya Mbak Dina lepas banget, kayaknya puas gitu sudah bisa nyiram air ke ummi yaaa

ayo Mbak Dina, semangat ngomongnyaaa
Mbak Ita juga semangat cerewetnya agar Dina ketularan cerewet

Baby Dija mengatakan...

pingin maen air sama Mbak Dinaaaa

Lidya Fitrian mengatakan...

wah ada foto porno nih :)
share cara mengatasi konsetrasinya ya mbak

ketty husnia mengatakan...

jadi mengerti bagaimana menghadapi anak2 yg susah konsen...by the way, sulungku dah terlanjur biasa diladeni..untung punya adik..dia agak malu karena yg no 2 ini cukup mandiri..:)

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

yang sabar bu yah.. :D

Yudi Darmawan mengatakan...

itu yang berkepala ember mbak yang kutuk ya, hehe..

dey mengatakan...

iya mbak, share ttg cara melatih konsentrasi ...*kayaknya emak2 punya pengalaman yg sama ya ... hehe

Artineke A. Muhir mengatakan...

Aamiin semoga barokah untuk Dina...

Resep onde2nya dah dicatet, tinggal praktek, trims ya...

Susindra mengatakan...

Mbak Itaaaa.... terima kasih sekali untuk pelajaran sangat berharga pagi ini. perkembangan terapinya terus diposting, ya... agar saya ikut belajar gratisan..... (hehe... mak2 yg suka gratisan meski tetap bayar juga tuk koneksi internetnya). Siapa tahu banyak yang jadi tertarik dengan terapi ini. jujur saja, meski pernah tanya ke RS, tapi tak terfikir terapi bagi anak. Kesanku sebelum baca ini, terapi untuk penyembuhan, bukan pencegahan. TFS, yaaaa...

Lyliana Thia mengatakan...

Setuju aku sm komennya mbak Susi... Pasti posting ttg terapi ini bermanfaat utk org lain, insya Allah amin..

Semoga kemajuan Dina semakin pesat ya mbak.. :-)

Vania Anandita mengatakan...

Dinaaa... Yg foto lg nyiram ummi Ita itu sama persis loh sama fotonya Vania... Vania jg sering nyiramin org lain klo lg mandi... Girang bener.. Hehehe...

Unknown mengatakan...

He....x9 lucu banget Mba.

Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog

Orin mengatakan...

Mba keciiiiil, mau ditemenin main air ga? hihihihi...

Semoga terapi berikutnya semakin banyak peningkatan ya mba, dan semangat ngerjain PRnya ;) he he

Chayoooo

Armae mengatakan...

mbak ita semangat yaaaaaa...
dina manis bangett senyumnyaa :)

sepatu kerja mengatakan...

lucu bgt nih si adenya

Anonim mengatakan...

belajar yang pinter ya Dina, smga jd makin lancar bicaranya

-estika badry-

Shudai Ajlani mengatakan...

Foto yg pertama lucu B)